Dosen HI UIR Jelaskan Transformasi Peta Geo Maritim dan Diplomasi Perbatasan Indonesia

Dosen Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Islam Riau (UIR) Dr. Rendi Prayuda, S.IP., M.Si menjadi narasumber dalam kuliah umum di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)

Dosen HI UIR Jelaskan Transformasi Peta Geo Maritim dan Diplomasi Perbatasan Indonesia
Dosen Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Islam Riau (UIR) Dr. Rendi Prayuda, S.IP., M.Si menjadi narasumber dalam kuliah umum di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)

KLIKCERDAS.COM, PEKANBARU - Dosen Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Islam Riau (UIR) Dr. Rendi Prayuda, S.IP., M.Si menjadi narasumber dalam kuliah umum di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Jumat (9/6/2023).

Dalam kegiatan Visiting Lecture ini ia memaparkan isu tentang Transformasi Peta Geo-Maritim dan Diplomasi Perbatasan Indonesia. BUMI merupakan planet maritim yang didominasi oleh laut, ini menjadi penting dalam kehidupan manusia karena di laut terdapat berbagai sumber kekayaan atau Sumber Daya Alam (SDA).

Isu Maritim dinilai penting dalam Hubungan International. Terdapat lima pilar Maritim Indonesia yaitu Budaya Martim, Sumber Daya Laut, Infrastruktur dan Konektivitas Maritim, Diplomasi Maritim, serta Pertahanan Maritim.

Dalam hal ini Benua Maritim juga memiliki kaitan yang sangat erat dengan Transformasi Geo Maritim Indonesia karena terdapat integrasi nasional dalam konteks kedaulatan ,membangun maritime space consciousness and sphere of influence (frontier), mengendalikan laut dan menjaga kesinambungan sumber daya, re-orientasi pembangunan yang bertumpu pada laut, serta tata kelola sektor maritim yang baik.

“Terdapat global martim fulcrum konsep yaitu Global Maritime Fulcrum atau poros Maritim Dunia atau Wawasan Nusantara, Rekalibrasi peta mental Strategi Pertahanan Laut Nusantara, Redefinisi peran geopolitik Indonesia. Ini penting diketahui karena Indonesia adalah pintu gerbang dan sekaligus penjaga gerbang di kawasan Indonesia dengan Pasifik,” paparnya.

Dari penjelasannya ia menyimpulkan bahwa Eksistensi Benua Maritim Indonesia (BMI) harus dipelihara dan dikembangkan melalui pendekatan konsep negara maritim “Nusantara”. Konsep pilar maritim Indonesia tidak bersifat temporer, tetapi bersifat long-range goals.

Dalam mengembangkan BMI, diperlukan  kemitraan internasional yang berkualitas dan pembangunan “maritime power” secara terukur dalam mengatasi isu keamanan maritim. Upaya diplomasi petahanan atau maritim Indonesia merupakan keniscayaan menuju terwujudnya Stabilitas Maritim Regional. (sri)